Senin, 11 April 2011

Take from Police

Senin, 04 April 2011

Rekreatif dalam Lintasan Sejarah Musik


Masih ingat tidak dengan penggalan syair yang dinyanyikan Fredy Tamaela, “Sari...Ratna Sari Dewi. Raut wajahmu bersinar bagai pelangi...” atau “...diantara kata-kata, diantara cita-cita dibatas...”, dijadikan lagu wajib dalam peristiwa Festival Band kota Palu di tahun 1986 ?

Tidak bisa dipungkiri, kiprah musik dalam perkembangannya di kota Palu, mulai mengakar pada dekade 80-an. Tepatnya di tahun 1986. Madness Enterprise sebagai penggagas event yang diberi tajuk Festival band dan diikiti kurang lebih 19 grup band. Baik pemula maupun yang sudah malang melintang dipanggung musik, dijadikan sebagai festival peristiwa. Mereka diberi kesempatan yang sama berkompetisi dalam satu stage. Kemudian hampir tidak bisa dihitung lagi, berapa perisiwa bermusik yang pernah digelar, baik di kota Palu maupun sedikit keluar wilayah kota Palu. Dalam satu tahun saja, pernah digelar lima kali perisitwa bermusik yang dikemas dalam bentuk festival. Beberapa festival yang mungkin dikatakan sukses, sebut saja; Festival Rock se Indonesia Timur (1987), Festival Jazz Pop (1987), Campus Open Air Music (1988), Fesival Band Kampus (1990), Nosarara Musik Rock Festival (1992) dan Djarum Super Musik Rock Nabanga (1993).

Kesuksesan peristiwa-peristiwa itu, baru sebatas partisipasi untuk menjadikan akses musik menjadi lebih semarak ketika itu. Ia belum mampu menjembatani sebuah grup band untuk berkiprah lebih jauh, semisal ikut serta dalam festival rock se Indonesia, punyanya Log Zhelebour.

Harapan tinggalah keinginan, lahirnya generasi musik yang baru diperhadapkan pada pertanyaan-pertanyaan klasik, seakan akses bermusik yang telah dibekali melalui ajang festival, tidak mampu memberikan “angin segar”. Akan dikemanakan mereka ? Apakah hanya sampai di festival-festival ? Pertanyaan itu sering kali terlontar, ketika festival band kembali marak digelar. Dalam kondisi demikian, maka yang diharapkan dari mereka adalah mutu dan gaung musik Palu, bisa menggema dipelataran Nusantara. Bukan saja secara individual, seperti Otte Abadi, Umar Alamri (Umar Palu), Abdee Negara, Hengki Supit, Pasha dan Oncy Ungu, Reza, Rival serta Nizar (Zaro). Akan tetapi lebih dari itu, yakni sebuah grup band. Entahlah, proses bermusik terus mengalir dalam lintasan sejarah mengikuti perkembangannya sendiri. Entah kini, esok dan nanti !chan

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management