Selasa, 09 Desember 2014

Ichsan Masyhuda: Alur Pedoman Jalan

Selasa, 30 September 2014

Back Up






















Jumat, 04 April 2014

3 Tokoh, 3 Zaman




Minggu, 23 Februari 2014

Baju Gamis


Jumat, 25 Oktober 2013

Community Forward


For My Child


Rabu, 16 Oktober 2013

BUDAYA, PARTISIPASI & PENDIDIKAN POLITIK (Sistem Pemilihan berbasis IT)

BUDAYA, PARTISIPASI & PENDIDIKAN POLITIK (Sistem Pemilihan berbasis IT)

6 September 2013 pukul 10:26
“Pemilihan Umum telah memanggil kita, seluruh rakyat menyambut gembira. Hak demokrasi Pancasila, hikmah Indonesia Merdeka. Pilihlah wakilmu yang dapat dipercaya,jujur, adil membangun sentosa, di bawah UUD ’45, kita menuju ke Pemilihan Umum.”

Iringan lagu berikut yang seringkita dengar ketika Pesta Demokrasi akan digelar pada dekade 70 hingga 80an. Tulisan Pemilu; dari masa ke masa telah dilansir beberapa media cetak, lengkap dengan periodesasi dan sistem pemilihannya. Baik itu dimulai dari masa Orde Lama, Baru, Reformasi hingga masuk dalam sistem parlemen Indonesia Bersatu.

Ketika digelar,lembaga terkait ikut berpartisipasi memberikan andil besar dalam menentukan sikap, sesuai amanah tertuang dalam konsitusi terkait, “setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk dipilih dan memilih”. KPU sebagai Komisi Pemilihan Umum, Panwaslu sebagai Panitia Pengawas Pemilu, KIP sebagai Komite Independens iPemilu serta tidak ketinggalan maraknya perhitungan dengan cara cepat dalam menciptkana budaya, partisipasi dan pendidikan Politik, menentukan siapa bakal calon pilihan sebagai wakil dalam memimpin dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan. Deretan Bakal Calon digodok habis-habisan dalam Partai Politik sebagai line peserta Pemilu. Bahkan, bakal calon perseorangan bermunculan yang kita kenal sebagai anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah), diwakilkan masing-masing 4 orang untuk 1 daerah dari 33 provinsi ditambah dengan PAW (Pengganti Antar Waktu) 2 orang.

Apa subtantif daritulisan ini ? Pastinya sesuai dengan Judul diperkuat dengan Lead dalam alunan sebuah lagu. Kasuistik Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah) baik itu ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota begitu marak di screen TV. Partisipasi politik masyarakat dengan budaya yang telah tercipta ikut berpartisipasi dengan semangat beragam. Perhitungan cepatpun dinanti sebagai bahan pendidikan politik. Quick Cowndengan cara sms kumudian dituangkan dalam beragam diagram ven maupun blok yang awalnya dikenalkan Rizal Mallarangen kemudian diteruskan Denny JA. Lingkaran Survey dibentuk pula Burhanuddin yang mulanya sebagai mentor politik diberbagai perpektif politik dalam muatan pendidikan. Apa yang terjadi dalam setiap peristiwa Pemilu ? Mosi tidak percaya akan selalu ada, jika tidak akan diadakan lagi berbagai putaran tanpa memikirkan tahapan dengan sistem manual di bilik suara. Heroik alunan lagu sebagai spirit dalam menyikapi partisipasi budaya dan pendidikan politik tetap dijaga keabsahannya. Kini, ada pointers pemikiran yang mungkin bisa disebut sebagai Revolusi Pemikiran menyikapi kasus demi kasus. Kita tidak lagi mendengar adanya jual suara, penjaga gawang, Bakal Calon sebagai ATM dan banyak lagi issue-isue dilontarkan dengan sistem ini. Bukankan kita telah masuk di era baru ? 2014 bisa dihitung dengan jari dan jika internet bisa masuk kampung kenapa tidak; sistem Pemilu mulai melirik pendekatan media yang banyak digunakan oleh masyarakat dengan perangkat teknologi BBM dengan nomor PIN sebagai password data pendukung KartuTanda Pemilih. Kita membutuhkan 5 hari dengan 5 tahapan, jika anggota peserta pemilu itu banyak. Tahap pertama tentunya kita tidak meninggalkan sistem yang telah diatur dalam konstitusi yang sampai pada tingkat Mahkama Konstitusi (MK). Hari ke 2 kita mulai dengan memanjakan pemilih sebagai masyarakat yang dengan bangga dan berbesar hati mendukung Bakal Calonnya duduk di parlemen atau bahkan menjadi orang nomor satu di Negara ini (Presiden dan Wakil Presiden).

Pemanjaan ini dilihat dalam kerangka memanfaatkan media yang ditahun 2009 telah dilakukan melalui polling Presiden AS, Barack Obama. Fasilitas BBM (BlackBerry Messenger).Tahapan ini, pemilih bisa langsung memanfaatkan fasilitas yang ada, dilengkapi dengan komentar semisal; sy memilih si A karena jujur, adil dan bijaksana. Nama dan nomor PIN pemilih terdaftar sebagai pemilih dengan memberikan partisipasi aktifnya. Dari sini bisa dilihat dalam domain mentor KPU. Panwas tinggal memilah criteria berdasarkan lokasi yang tersedia di google atau bing. Saya berfikir, kita mempunyai pandangan yang sama sebenarnya dalam melihat pemanfaatan media teknologi sebagai media tepat guna. Sang pemimpin yang telah dipilih nantinya bisa melihat dan memberikan apresiasi sendiri terhadap pemilihan dalam partisipasi aktifnya. Begitu pula sebaliknya. Hubungan timbal balik tetap terjaga sebagai bagian dari sistem Pemilihan Umum berbasis IT.

Sampai padatahap ke 5 yang bermunculan adalah komentar-komentar dengan suara mutlak, tanpa ada jual suara seperti yang disuarakan diwarung-warung kopi. Si A akan tetap menjadi si A dan si B akan pula tetap menjadi si B dengan perolehan suara yang dikemas dalam dua sistem. Kombinasi sistem ini bisa memberikan peluang, tukar informasi ketika kita bertatap muka dalam jarak dekat. Bakal Calon dengan hasil mutlak, lengkap dengan komentar kenapa dan bagaimana suara ia raih. Tentunya apresiasi dan jempolan dari sang Pemimpin, dipilih berdasar pada budaya, partisipasi dan pendidikan Politik itu. Singkirkan pikiran jika bicara;siapa-siapa yang akan membekali HP dengan merk BlackBerry ? Itu urusan nanti. Sponsor! bisa, kandidat! bisa, tim sukses! bisa dan banyak lagi. Saya berfikir anda dan kita mempunyai pandangan yang sama ketika melihat fungsi ke dua sistem ini diberlakukan…..! Sekian dulu untuk sementara, kita semua lebih paham dalam mencermati sistem kearah yang lebih baik. Insya Allah….;-)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management